Gambar: Studi Implementasi Big Data untuk Mendukung Kebijakan Kominfo

  • Bagikan

Jakarta - Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kominfo, mengadakan seminar hasil penelitian “Studi Implementasi Big Data untuk Mendukung Kebijakan Kominfo”, (20/09). Seminar hasil penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan laporan akhir penelitian bidang Informasi dan Komunikasi Publik.

Penelitian ini seperti disampaikan Onny Rafizan selaku Ketua Tim Penelitian, bertujuan untuk menemukan pilihan alternatif implementasi Big Data yang cocok diterapkan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, khususnya pada bagian Media Monitoring dengan studi kasus di Direktorat Pengolahan dan Pe Informasi, Ditjen IKP. Hasil penelitian ini mengungkapkan metode yang dapat diterapkan untuk media monitoring di Direktorat PPI, yaitu dengan mengombinasikan Social Network Analysis (SNA) dan Sentiment Analysis. Dengan kombinasi metode ini maka kita tidak hanya dapat memonitor saja tetapi juga dapat memprediksi apakah suatu isu itu akan menjadi besar atau tidak. Dengan cara melihat pattern yang terbentuk dari isu yang muncul dan aktor yang terlibatnya. Jika ada pattern yang muncul sama seperti yang pernah terjadi maka kita dapat memprediksikan jika isu tersebut akan menjadi besar atau tidak.

Basuki Yusuf Iskandar mengatakan bahwa riset ini belum banyak membedah apa yang terjadi di IKP, dan perlu digali lebih dalam mengenai lead analysis. “Teori-teori yang digambarkan dalam riset ini masih generic dan kurang banyak. Riset ini belum banyak membedah apa yang terjadi di IKP, belum menggambarkan lead analysis dari IKP, hanya menggambarkan prosesnya saja. Lead analysis dari user perlu di gali lebih dalam, perlu di koordinasikan dengan Bu Mei (Dir. PII, Dit. IKP), termasuk masalah kelembagaan dan Standart Operating Prosedure (SOP) pemanfaatannya. Karena ini menyangkut masalah security,” ujar Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo tersebut.

Dijelaskan juga mengenai masalah kelembagaan. “Masalah lembaga, kita perlu resources SDM yang kompeten untuk mengolah Big Data. Mau tidak mau kita harus masuk ke sistem, karena kita ini Kominfo.

Dikatakan juga bahwa keinginan Menteri (Kominfo), semua Big Data fokus pada pelayanan. “Fokusnya kita melayani IKP mengenai Big Data untuk pelayanan, tambahannya berupa rekomendasi apa yang perlu dibenahi dari Kominfo.”

Ashwin Sasongko menjelaskan mengenai masalah utama dari riset ini adalah pemilihan classifier dan text untuk pengumpulan data. “Pemilihan classifier dan text untuk bahan pengumpulan data merupakan masalah utama dalam riset ini. Pemilihan ini perlu dilakukan oleh orang yang ahli, yang mampu menganalisa situasi secara makro. Tools yang digunakan untuk mencari data adalah Information and Communications Technology (ICT), tapi prosesnya adalah proses analisa berita. Dalam mengerjakan proses analisa berita ini dibantu oleh seorang yang memang ahli di bidangnya. Lead scientist tetap harus seorang ahli analisa berita, karena ICT diposisikan hanya sebagai tools,” ujar Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut.

Ia juga menambahkan beberapa hal mengenai output yang diharapkan. “Perlu pemahaman bahwa data itu penting. Harus jelas produk seperti apa yang diharapkan. Harus tahu teknologi apa yang akan digunakan.”

Sementara Siti Meiningsih berharap Litbang dapat membantu dalam survei opini publik, diharapkan juga Litbang dapat memberikan rekomendasi. “Kalau bisa Litbang membantu dalam hal survei opini publik berupa kuesioner. Saat ini kita sudah mendapatkan 3.300 program data. Prioritasnya di dalam konten analisisnya kita buatkan kata kunci dan kesimpulannya. Dalam perkembangannya, kami sudah coba membuat konsep ke developer untuk dibuatkan aplikasi-aplikasinya. Kita ingin dapat rekomendasi dari Litbang, bahwa kita tetap membangun juga sistem ini secara mandiri dan bertahap untuk ke depannya,” ujar Direktur Pengolahan dan Penyedia Informasi, Dit. IKP tersebut.

Menanggapi pernyataan Basuki Yusuf Iskandar, Herry Irawan mengatakan bahwa riset ini berkaitan dengan sistem dan sudah menangkap kebutuhan IKP. Kajian ini berkaitan dengan sistem. Sistem itu ada input berupa data dan ada output berupa informasi dari user. Yang sudah dilakukan riset ini pada dasanya sudah menangkap kebutuhan dari IKP. Harapan selanjutnya bagaimana bisa sampai ke sentimen-sentimen, ini tergantung dari effort yang digunakan. Dengan pendekatan ICT dapat mencari pola-pola, ini yang sedang kita kaji saat ini. Sedangkan pendekatan pengambilan keputusan bertujuan untuk memperoleh informasi dalam mengambil keputusan, dasarnya dari data,” ujar Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Telkom tersebut.

Andry Alamsyah menambahkan bahwa riset ini berbasis pada Sentiment Analysis. “Inti semuanya dari riset ini berbasis pada Sentiment Analysis. Semuanya ada di corpus. Tanpa corpus, semua tidak akan terlaksana. Yang perlu dipikirkan selanjutnya apakah kita akan membuat corpusnya atau menyewa,” ujar Peneliti sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Telkom tersebut.

Seminar Hasil Penelitian “Studi Implementasi Big Data untuk Mendukung Kebijakan Kominfo” diadakan di BPPT, yang dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen IKP, Pejabat Struktural, peneliti dan calon peneliti di lingkungan Badan Litbang SDM, beserta staf di lingkungan Puslitbang Aptika dan IKP. (NM)


Sisipan


Label
puslitbang aptika dan ikp, seminar hasil penelitian, big data